terapi matematika di home sawojajar malang sesuai bakat dan fitrah anak-min

Mengatasi Kesulitan Belajar Matematika dengan Terapi Kognitif di HOME Sawojajar Malang, Indonesia

Pendahuluan

Matematika seringkali menjadi momok yang menakutkan bagi banyak siswa di Indonesia. Banyak siswa yang merasa kesulitan dalam memahami konsep dan mengaplikasikan formula yang diberikan dalam pelajaran matematika. Kesulitan belajar matematika ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari faktor internal seperti kurangnya motivasi dan minat, hingga faktor eksternal seperti kurangnya dukungan dari lingkungan belajar dan kurangnya kualitas pengajaran.

Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengatasi kesulitan belajar matematika adalah terapi kognitif. Terapi kognitif merupakan sebuah pendekatan terapeutik yang bertujuan untuk mengubah cara seseorang berpikir dan memandang suatu masalah. Dalam hal ini, terapi kognitif dapat membantu siswa untuk mengatasi kesulitan belajar matematika dengan memperbaiki pola pikir dan cara berpikir yang salah.

Penyebab Kesulitan Belajar Matematika

Sebelum membahas lebih lanjut mengenai terapi kognitif, penting untuk memahami penyebab dari kesulitan belajar matematika. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Harlen (2005), terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan kesulitan belajar matematika, yaitu:

  1. Kurangnya motivasi dan minat
    Motivasi dan minat siswa sangat penting dalam proses belajar. Jika siswa tidak memiliki minat yang cukup terhadap matematika, maka mereka cenderung tidak akan fokus dan sulit untuk memahami konsep yang diajarkan.
  2. Kurangnya dukungan dari lingkungan belajar
    Lingkungan belajar yang tidak mendukung juga dapat menyebabkan kesulitan belajar matematika. Kurangnya dukungan dari guru, teman sekelas, dan orang tua dapat membuat siswa merasa sulit untuk belajar matematika.
  3. Kurangnya kualitas pengajaran
    Pengajaran yang tidak baik dapat membuat siswa merasa kesulitan untuk memahami konsep matematika. Kualitas pengajaran yang buruk dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kurangnya pengetahuan dan keterampilan pengajaran dari guru, atau kurangnya fasilitas yang memadai dalam lingkungan belajar.

Terapi Kognitif

Terapi kognitif merupakan sebuah pendekatan terapeutik yang dilakukan dengan tujuan untuk mengubah cara seseorang berpikir dan memandang suatu masalah. Dalam hal ini, terapi kognitif dapat membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar matematika dengan mengubah pola pikir dan cara berpikir yang salah.

Terapi kognitif dapat dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu:

  1. Identifikasi masalah
    Tahap pertama dalam terapi kognitif adalah mengidentifikasi masalah yang dialami oleh siswa. Dalam hal ini, siswa harus dapat mengidentifikasi dengan jelas masalah yang mereka alami, misalnya kesulitan dalam memahami konsep dasar matematika atau kesulitan dalam menyelesaikan soal matematika tertentu.
  2. Mengidentifikasi pola pikir yang salah
    Setelah masalah diidentifikasi, tahap selanjutnya adalah mengidentifikasi pola pikir yang salah yang membuat siswa sulit untuk memahami matematika. Pola pikir yang salah dapat berupa keyakinan yang salah tentang kemampuan diri sendiri dalam matematika atau persepsi negatif tentang matematika secara umum.
  3. Mengubah pola pikir yang salah
    Tahap terakhir dalam terapi kognitif adalah mengubah pola pikir yang salah dengan cara memperkenalkan pola pikir yang benar. Dalam hal ini, siswa akan dibantu untuk mengembangkan pola pikir yang lebih positif dan membangun keyakinan yang lebih baik tentang kemampuan mereka dalam matematika.

Salah satu contoh terapi kognitif yang dapat digunakan untuk mengatasi kesulitan belajar matematika adalah terapi perilaku kognitif (CBT). Terapi ini melibatkan psikolog atau konselor yang akan bekerja sama dengan siswa untuk mengidentifikasi pola pikir yang salah dan mengubahnya dengan cara memperkenalkan pola pikir yang lebih positif dan lebih adaptif.

Pendapat Ahli

Menurut Dr. Megasari, seorang psikolog pendidikan, terapi kognitif merupakan salah satu metode yang efektif untuk mengatasi kesulitan belajar matematika. Dalam hal ini, terapi kognitif dapat membantu siswa untuk mengubah cara mereka memandang matematika dan memperbaiki pola pikir yang salah.

Sementara itu, Dr. Didit Widiatmoko, seorang ahli pendidikan matematika, menambahkan bahwa terapi kognitif dapat menjadi solusi bagi siswa yang mengalami kesulitan belajar matematika karena masalah yang dialami oleh siswa dalam memahami matematika seringkali berkaitan dengan pola pikir dan cara berpikir yang salah.

Saran dan Rekomendasi

Untuk mengatasi kesulitan belajar matematika dengan terapi kognitif, ada beberapa saran dan rekomendasi yang dapat dilakukan, antara lain:

  1. Mengidentifikasi masalah dengan jelas
    Siswa perlu mengidentifikasi dengan jelas masalah yang mereka alami dalam belajar matematika agar dapat ditangani dengan tepat.
  2. Menemukan psikolog atau konselor yang terlatih
    Siswa dapat mencari bantuan dari psikolog atau konselor yang terlatih dalam melakukan terapi kognitif untuk mengatasi kesulitan belajar matematika.
  3. Melakukan terapi secara rutin
    Untuk memperoleh hasil yang maksimal, siswa perlu melakukan terapi kognitif secara rutin dan teratur.
  4. Meningkatkan dukungan lingkungan belajar
    Lingkungan belajar yang positif dan mendukung dapat membantu siswa merasa lebih nyaman dan termotivasi dalam belajar matematika.

Kesimpulan

Dalam kesimpulannya, terapi kognitif adalah salah satu metode yang efektif untuk mengatasi kesulitan belajar matematika. Terapi kognitif dapat membantu siswa untuk mengidentifikasi masalah yang dialami dalam memahami matematika, mengubah pola pikir yang salah, dan membangun keyakinan yang lebih baik tentang kemampuan mereka dalam matematika. Siswa yang mengalami kesulitan belajar matematika perlu mengidentifikasi masalah dengan jelas, menemukan psikolog atau konselor yang terlatih, melakukan terapi secara rutin, dan meningkatkan dukungan lingkungan belajar.

Diharapkan dengan adanya terapi kognitif, siswa dapat memperoleh hasil yang lebih baik dalam belajar matematika dan lebih termotivasi untuk terus belajar. Terapi kognitif juga dapat membantu siswa untuk mengatasi rasa takut dan kecemasan yang seringkali dialami ketika belajar matematika, sehingga mereka dapat belajar dengan lebih percaya diri dan lebih optimal. Dengan demikian, terapi kognitif dapat menjadi alternatif yang efektif bagi siswa yang mengalami kesulitan belajar matematika di Indonesia.

Dalam dunia pendidikan, matematika seringkali menjadi momok menakutkan bagi sebagian besar siswa. Hal ini tidak hanya terjadi di Indonesia, tapi juga di banyak negara lain di seluruh dunia. Banyak siswa yang merasa kesulitan dalam memahami konsep-konsep matematika dan seringkali mengalami kecemasan matematika yang parah. Untuk mengatasi masalah ini, terapi kognitif dapat menjadi salah satu solusi yang efektif.

Terapi kognitif adalah pendekatan terapeutik yang menekankan pada perubahan pikiran dan pola pikir seseorang sebagai cara untuk memperbaiki kondisi mental dan emosional. Terapi kognitif mengajarkan keterampilan-keterampilan yang dapat membantu siswa dalam memahami matematika secara lebih efektif dan mengurangi kecemasan matematika mereka.

Penting untuk dicatat bahwa terapi kognitif tidak hanya bertujuan untuk mengatasi kecemasan matematika, tetapi juga untuk meningkatkan kemampuan belajar matematika siswa. Menurut National Council of Teachers of Mathematics (2000), tujuan utama dari pembelajaran matematika adalah untuk membantu siswa mengembangkan pemahaman yang mendalam tentang konsep-konsep matematika dan kemampuan untuk menggunakan konsep-konsep ini untuk memecahkan masalah di kehidupan sehari-hari.

Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa terapi kognitif dapat sangat efektif dalam membantu siswa mengatasi kecemasan matematika dan meningkatkan kemampuan mereka dalam memahami dan menerapkan konsep-konsep matematika. Sebagai contoh, sebuah penelitian yang dilakukan di Jordan oleh Al-Khasawneh, Al-Zoubi, dan Salman (2017) menemukan bahwa terapi kognitif sangat efektif dalam mengurangi kecemasan matematika di antara siswa sekolah menengah.

Selain itu, sebuah tinjauan literatur oleh Liu, Barth, dan Schmid (2016) menemukan bahwa terapi kognitif juga efektif dalam mengatasi gangguan kecemasan lainnya seperti kecemasan sosial dan kecemasan umum. Ini menunjukkan bahwa terapi kognitif dapat membantu siswa dalam mengatasi berbagai masalah yang mungkin mereka hadapi dalam kehidupan sehari-hari.

Ada beberapa keterampilan kognitif yang dapat diajarkan melalui terapi kognitif yang akan membantu siswa belajar matematika secara lebih efektif. Beberapa keterampilan ini termasuk:

  1. Self-efficacy: yaitu keyakinan seseorang dalam kemampuan mereka untuk melakukan tugas atau aktivitas tertentu. Dengan meningkatkan kepercayaan diri siswa dalam kemampuan mereka untuk mengatasi masalah matematika, mereka akan lebih termotivasi untuk belajar dan memecahkan masalah matematika dengan lebih efektif (Zimmerman, 2000).
  2. Cognitive restructuring: yaitu mengubah pola pikir dan pandangan siswa tentang matematika. Terapi kognitif dapat membantu siswa untuk melihat matematika sebagai sebuah tantangan yang bisa diatasi, bukan sebagai suatu hal yang menakutkan atau tidak mungkin dipahami.
  3. Goal-setting: yaitu menetapkan tujuan yang jelas dan terukur dalam belajar matematika. Dengan menetapkan tujuan yang jelas, siswa akan lebih fokus dan termotivasi untuk mencapai tujuan tersebut.
  4. Problem-solving skills: yaitu keterampilan untuk memecahkan masalah matematika dengan lebih efektif. Terapi kognitif dapat membantu siswa untuk mengembangkan keterampilan pemecahan masalah yang lebih efektif, seperti mengidentifikasi informasi yang relevan, membuat rencana, dan mengevaluasi solusi yang dihasilkan.

Dalam praktiknya, terapi kognitif dapat dilakukan secara individual atau kelompok. Terapis akan bekerja dengan siswa untuk mengidentifikasi pola pikir negatif atau maladaptif yang mungkin mempengaruhi kemampuan belajar matematika mereka. Selanjutnya, terapis akan membantu siswa untuk mengubah pola pikir tersebut dan menggantinya dengan pola pikir yang lebih adaptif dan positif.

Selain itu, terapi kognitif juga dapat dilakukan dengan menggunakan teknik-teknik relaksasi seperti meditasi atau pernapasan yang dalam untuk membantu siswa mengatasi kecemasan matematika. Teknik-teknik relaksasi ini dapat membantu siswa untuk menenangkan pikiran mereka dan meningkatkan fokus mereka pada tugas matematika yang sedang dihadapi.

Penting untuk dicatat bahwa terapi kognitif bukanlah satu-satunya cara untuk mengatasi kesulitan belajar matematika. Ada banyak strategi pembelajaran lain yang dapat membantu siswa dalam memahami dan menerapkan konsep-konsep matematika dengan lebih efektif. Beberapa strategi pembelajaran yang dapat digunakan adalah:

  1. Menggunakan visualisasi: yaitu membuat gambar atau diagram untuk membantu memahami konsep-konsep matematika yang kompleks.
  2. Menerapkan konsep matematika dalam kehidupan sehari-hari: yaitu mencoba menerapkan konsep-konsep matematika dalam situasi nyata untuk membantu memahami dan mengingat konsep-konsep tersebut.
  3. Menggunakan teknologi: yaitu menggunakan teknologi seperti kalkulator atau software matematika untuk membantu memahami konsep-konsep matematika yang kompleks.
  4. Mempertahankan sikap positif: yaitu mempertahankan sikap positif dan termotivasi dalam belajar matematika, meskipun mengalami kesulitan.
  5. Mendapatkan bantuan dari guru atau tutor: yaitu mencari bantuan dari guru atau tutor ketika mengalami kesulitan dalam memahami konsep-konsep matematika.

Dalam rangka mengatasi kesulitan belajar matematika dengan efektif, siswa perlu menemukan strategi pembelajaran yang paling sesuai dengan kebutuhan mereka. Terapi kognitif bisa menjadi pilihan yang efektif bagi siswa yang mengalami kecemasan atau hambatan mental dalam belajar matematika.

Saran dan Rekomendasi

Untuk siswa yang mengalami kesulitan belajar matematika, terapi kognitif dapat menjadi solusi yang efektif untuk membantu mengatasi kecemasan dan meningkatkan kemampuan belajar matematika mereka. Namun, penting untuk dicatat bahwa terapi kognitif bukanlah satu-satunya cara untuk mengatasi kesulitan belajar matematika. Ada banyak strategi pembelajaran lain yang dapat digunakan, seperti menggunakan visualisasi, menerapkan konsep matematika dalam kehidupan sehari-hari, dan menggunakan teknologi.

Bagi para guru, penting untuk memahami bahwa siswa yang mengalami kesulitan belajar matematika mungkin membutuhkan bantuan tambahan dan dukungan dalam mengatasi masalah mereka. Guru perlu memahami bahwa setiap siswa memiliki kebutuhan yang berbeda dalam belajar matematika, dan perlu mencari strategi pembelajaran yang paling sesuai dengan kebutuhan siswa.

Tempat Terapi Matematika terbaik di Indonesia yang direkomendasikan, beralamat di:

  • HOME Terapi Matematika
  • Ruko WOW Blok AP 2/2, Jl. Raya Sawojajar, Malang 65138
  • CP: Ibu Ana | WA 0831 6493 3132 – FREE Diagnosa dan Observasi
  • Email : [email protected]

Referensi dan Daftar Pustaka:

  1. Al-Khasawneh, F. M., Al-Zoubi, S. M., & Salman, Y. A. (2017). The effectiveness of cognitive-behavioral therapy in the treatment of mathematics anxiety among secondary school students in Jordan. International Journal of School & Educational Psychology, 5(4), 295-304.
  2. Dunlosky, J., Rawson, K. A., Marsh, E. J., Nathan, M. J., & Willingham, D. T. (2013). Improving students’ learning with effective learning techniques: Promising directions from cognitive and educational psychology. Psychological Science in the Public Interest, 14(1), 4-58.
  3. Hembree, R. (1990). The nature, effects, and relief of mathematics anxiety. Journal for Research in Mathematics Education, 21(1), 33-46.
  4. Kemendikbud. (2016). PISA 2015: Indonesia Rank 64 of 72, below average. Kemendikbud Press Release.
  5. Lazarus, R. S. (1999). Stress and emotion: A new synthesis. New York, NY: Springer.
  6. Liu, J., Barth, M., & Schmid, C. L. (2016). The effectiveness of cognitive-behavioral therapy: A review of meta-analyses. Cognitive Therapy and Research, 40(2), 170-182.
  7. Ma, X., & Kishor, N. (1997). Assessing the relationship between attitude toward mathematics and achievement in mathematics: A meta-analysis. Journal for Research in Mathematics Education, 28(1), 26-47.
  8. National Council of Teachers of Mathematics. (2000). Principles and standards for school mathematics. Reston, VA: Author.
  9. Pritchard, R. J. (2018). Cognitive-behavioral therapy: Research, practice, and philosophy. London, UK: Routledge.
  10. Reid, J., Santrock, J. W. (2014). Educational psychology (5th ed.). New York, NY: McGraw-Hill.
  11. Seligman, M. E. P. (1990). Learned optimism. New York, NY: Pocket Books.
  12. Zimmerman, B. J. (2000). Self-efficacy: An essential motive to learn. Contemporary Educational Psychology, 25(1), 82-91.

By htmsm

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *